Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di indonesia
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di indonesia dapat bersaing di pasar dunia
Teknologi budidaya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi
Saat ini, peningkatan produksi kopi di indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi (imam tarigan, 2019).
Oleh karena itu, untukmeperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses penyangraian merupakan salah satu tahapan yang penting, namun saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produkkopi berkualitas (Imam Tarigan, 2019).
Sudah hampir 95% produksi biji kopi di Indonesia yang dihasilkan oleh para petani langsung. entitas ini secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan konsistensi mutu biji kopi nasional peran ini diembannya sejak dari panen buah kopi sampai akhir proses pasca panen, yaitu pengeringan. sayangnya sebagian petani masih belum lepas dari kebiasaan mengeringkan hasil panennya selain cara penjemuran. untuk menjaga mutu dan waktu proses bukan menjadi ukuran dan tidak terkontrol dengan baik wajar saja jika hasil biji kopi kering menjadi tidak konsisten. Bahkan sering terjadi kadar air biji kering akhir masih di atas 15 hingga 17% yang seharusnya 12,5% beruntung petani milenial sudah memiliki cara pandang baru tentang fitur mutu biji kopi dan efisiensi produksi metode penjemuran yang ada ada di mulai diangkat ke kasta lebih tinggi dan lebih kekinian pada saat ini setelah melewati fase proses rambangan hasil panen petik merah langsung dihamparkan di atas meja pengering da...
Komentar
Posting Komentar